Tahukah anda bahwa di Kabupaten Pasuruan ada yang namanya Kampung Tape.
Kampung ini berada di Desa Kenduruan, Kecamatan Sukorejo. Diantara semua dusun di Desa ini, rata-rata hampir seluruh warga di Dusun Jasem lah yang kompak menjadikan tape sebagai ladang pekerjaan.
Salah satunya adalah Rukoyah. Nenek 60 tahun ini mengaku sudah 35 tahun bergelut dengan tape. Tepatnya saat ia menikah dengan suaminya yang merupakan warga asli Kenduruan di tahun 1988 silam.
Setiap pagi, ia beserta suami dan putranya sangat sibuk untuk menyulap singkong menjadi tape melalui banyak tahapan. Dimulai dari singkong yang dikupas, kemudian dipotong sesuai ukuran dan dicuci hingga bersih.
Setelah bersih, singkong langsung direbus hingga matang. Barulah ketika dirasa sudah matang, singkong langsung didinginkan untuk selanjutnya diberi ragi tape.
"Kalau meragi nya ya sehari. Contohnya sekarang diragi, besok sudah bisa dimakan," ungkap Rukoyah saat ditemui di rumahnya, Jumat (07/07/2023).
Dari segi ukuran, tape ini sedikit berbeda dengan tape singkong pada umumnya. Tape ini dipotong kecil-kecil seukuran satu ruas jari telunjuk orang dewasa. Sekali lahap, pas di mulut.
Soal rasa, tape Dusun Jasem tak kalah legit dengan tape bondowoso. Yakni kesat, tahan lama dan manisnya alami. Selain itu, yang membuatnya lebih unik adalah usaha rumahan ini sudah dijalani secara turun menurun sejak tahun 1980-an.
Rukoyah saat ini menjadi generasi ketiga yang menjalani bisnis keluarga tersebut.
"Rasanya manis, kesat dan tahan lama," singkatnya.
Dalam sehari, Rukoyah bisa menjual 3 kwintal atau sekitar 300 kilogram (kg) tape. Harganya berkisar antara Rp 1.500 hingga Rp 5.000 per bungkus, sesuai dengan banyaknya isi tape. Jadi, kalau bicara margin, lumayan tebal. Sebab, modal untuk membuat 3 kwintal tape kenduruan sekitar Rp 300.000.
"Kalau plastik kecil kita jual lima ribu rupiah dapat 3 kresek. Kalau yang besar harganya lima ribuan satu kresek," pungkasnya.
Hingga kini, tape kenduruan masih mampu bertahan. Pemilihan bahan baku menjadi salah satu kunci tape kenduruan selalu disukai pembeli sehingga bisa tetap eksis saat makin maraknya cemilan kekinian.
Rukoyah hanya mau mengambil singkong sebagai bahan baku dari daerah Pandaan, malang atau bahkan dari sentra tape jatim, yakni Bondowoso. (emil)