Surabaya - Koordinator Pengawasan Isi Siaran Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Timur (KPID Jatim) Sundari mendukung radio dan televisi lokal untuk menghasilkan penyiaran ramah anak.
Menurutnya, penyiaran ramah anak tak hanya punya program siaran anak tetapi juga memastikan tidak ada program siaran lain yang melanggar hak anak.
"Percuma punya program siaran yang dikhususkan untuk anak tetapi mendukung pelanggaran hak anak di program lain, misalnya malah meromantisasi perkawinan anak yang seharusnya dilarang," kata Sundari saat audiensi dengan Radio Sonora Surabaya, Kamis, 20 Juli 2023.
Sebagai informasi, KPID Jatim memberikan apresiasi terhadap sejumlah radio di Jawa Timur yang mempunyai program siaran anak dan tak mempunyai program yang melanggar hak anak. Beberapa radio itu adalah Radio Sonora Surabaya, Radio Liiur Tulungagung, Radio Patria Blitar, dan Radio Suara Pasuruan. Pemberian apresiasi ini dalam rangka peringatan Hari Anak Nasional yang jatuh pada tanggal 23 Juli.
âMasih belum banyak radio yang memproduksi program siaran anak. Untuk itu, kami memberikan apresiasi terhadap radio-radio yang sudah memiliki program siaran anak,â kata Wakil Ketua KPID Jawa Timur Dian Ika Riani.
Ndari menambahkan penyiaran ramah anak juga menjamin semua program yang dibuat oleh radio dan televisi tak boleh melanggar hak perlindungan anak. Hak yang dimaksud adalah anak bebas dari berbagai macam ancaman, kekerasan baik fisik maupun psikis, serta hal lain yang membahayakan anak.
Selain itu, ruang siar dan pekerja penyiaran juga menjamin anak dan tak melakukan eksploitasi terhadap anak. Ndari menjelaskan radio dan televisi tidak boleh menerima pekerja yang pernah dan atau berpotensi melakukan kekerasan terhadap anak baik fisik maupun psikis.
"Misalnya, menjamin hak anak lewat kantor yang terbatas merokok dan atau tersedia ruang laktasi. Kru penyiaran juga tak boleh sembarangan mengunggah gambar anak di media sosial pribadi," kata Ndari.
Menciptakan penyiaran ramah anak memang tak mudah. Pekerja penyiaran Andre Komarudin mengatakan program siaran anak tidak menguntungkan secara komersial dibandingkan program lain.
"Tapi kami sadar, ada nilai-nilai yang harus dipertahankan untuk ikut berpartisipasi dalam pembentukan karakter bangsa," kata Andre yang juga produser program 'Dongeng Anak Sonora'.