Rejoso (SPNU) : Tim Penggerak PKK Kabupaten Pasuruan bersama Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan terus roadshow ke 24 kecamatan untuk menyelesaikan Bimtek Pengolahan Hasil Peternakan.
Seperti yang terlihat di Pendopo Kecamatan Rejoso dan Nguling, Rabu (16/7/2025) siang. Ketua TP PKK Kabupaten Pasuruan, drg Merita Ariestya Yudi mengajak para kader PKK kecamatan dan Desa di dua wilayah tersebut untuk membuat Rice Bowl with Salted Eggs.
Makanan yang kini banyak digandrungi anak muda ini dipilih sebagai masakan berbahan dasar daging, telur dan susu, untuk kemudian dilombakan antar kader.
Sebelum memasak, para ibu menerima epron dan kelengkapan dapur lainnya dari panitia.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan mengatakan tujuan digelarnya Bimtek adalah untuk meningkatkan keterampilan ibu-ibu dalam mengolah produk hasil peternakan menjadi olahan yang kekinian dan digemari anak-anak.
"Kami ingin meningkatkan keterampilan para ibu rumah tangga dalam hal olahan hasil peternakan menjadi olahan yang kekinian," katanya.
Dengan digelarnya Bimtek, para peserta akan memiliki pengetahuan baru dalam memanfaatkan daging, telur dan susu menjadi produk yang ada nilai tambahnya. Terlebih ketika komoditas tersebut menjadi salah satu potensi besar yang ada di Kabupaten Pasuruan.
"Harapannya, nilai tambah ada pada daging, telur atau susu. Kalau dijual mentah harganya mahal. Tapi kalau diversifikasin bisa jadi pasteurisasi, yogurt, permen dan produk lain yang bernilai," terangnya.
Sementara itu, Mela Rusdi - sapaan akrab Ketua TP PKK Kabupaten Pasuruan ini menegaskan bahwa Bimtek Pengolahan Hasil Peternakan menjadi salah satu kegiatan yang muaranya untuk menurunkan angka stunting di daerah.
"Tadi pas ke Rejoso, Pak camat menyampaikan bahwa masih ada 70 kasus anak dengan kondisi stunting di Rejoso. Untuk itu, kami titip untuk disampaikan ke semua kader dan warga agar semangat dalam menurunkannya sampai zero kasus," harapnya.
Ditegaskan Mela Rusdi, masalah stunting di Kabupaten Pasuruan masih menjadi prioritas utama yang harus diselesaikan. Dalam artian bukan hanya urusan dapur. Lebih dari itu, juga berkaitan dengan data, kebijakan, dan edukasi.
"Penurunan stunting bukan sekadar program, tapi gerakan kolektif. Kami tidak bisa bergerak sendiri, melainkan gerak bersama semua lintas sektor," tegasnya. (eml/rbt)