Admin 2025-04-30 17:36:36
Bikin Tempe Non Kedelai, Siswi SMKN 1 Purwosari Juara LKS Dikmen Jatim 2025
Purwosari (SPNU) : Berbekal ide segar
untuk membuat tempe dari bahan non kedelai, La viona Al faruq, siswi kelas XII
APHP (agribisnis pengolahan hasil pertanian) SMKN 1 Purwosari berhasil meraih
Juara 1 Lomba Kompetensi Siswa Pendidikan Menengah (LKS Dikmen) XXXIII Tingkat
Provinsi Jawa Timur 2025 yang digelar di SMKN 2 Batu.
Pelajar yang ternyata juga menjadi Juara 1 di ajang yang sama tahun 2024
kemarin sukses menyingkirkan lebih dari 40 peserta LKS Dikmen bidang Post
Hervest Technology. Bidang ini sepertinya sudah sangat dikuasai, bahkan jadi
santapan sehari-hari seorang La Viona.
Hetty Mari Fibriyani selaku Guru pendamping Viona membenarkannya. Sejak duduk
di bangku kelas X, ia sudah melihat bakat dan kemampuan Viona pada jurusan yang
diambilnya.
Oleh sebab itu, untuk mengasah kemampuan Viona, Hetty dengan dibantu guru yang
lain intens memberikan pelatihan hingga pengalaman dalam mengikuti LKS
SMK/Dikmen.
"Dua tahun berturut-turut, Viona jadi yang terbaik di bidang post harvest
technology. Lega rasanya melihatnya jadi juara," kata Hetty saat ditemui
di ruang Kepala SMKN 1 Purwosari, Senin (29/4/2025).
Dijelaskan Hetty, tempe dan olahan tempe dibuat dari gabungan kacang tunggak
dan kacang koro pedang. Dua jenis kacang ini dikombinasikan jadi satu menjadi
tempe maupun olahan serba tempe seperti pie tempe dan sari tempe.
"Cara buatnya hampir sama dengan membuat tempe dari kedelai. Rasanya pun
sama sedapnya dengan tempe, buktinya anak-anak banyak yang suka dan juri juga
suka," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala SMKN 1 Purwosari, Rudi Trisantoso mengaku bangga dengan
prestasi yang diraih Viona. Ia menegaskan bahwa semua guru harus bisa mencari
bibit dan skill setiap siswa sejak duduk di bangku kelas X.
Kekompakan para guru dalam menyiapkan siswa di masing-masing bidang sangat
diperlukan.
"Mulai dari public speaking sampai praktik di masing-masing bidang harus
dikuasai siswa, dan itu wajib dibimbing oleh guru mulai dari kelas X sampai
kelas XII," terangnya.
Sebagai reward, sekolah memberikan apresiasi kepada Viona berupa pembebasan
biaya SPP dan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan di bangku perkuliahan.
"Syukur alhamdulillah karena sebenarnya viona rencana mau bekerja setelah
lulus. Tapi setelah kami dampingi, ia mau kuliah dan sudah diterima Universitas
Negeri Malang melalui jalur prestasi," tutupnya. (eml/rbt)