Admin 2025-08-21 14:16:30
Ketika Ilmu dan Cinta Bertemu di Posyandu: Mahasiswa Fisioterapi UMM Dampingi Keluarga Desa Wotgalih Nguling
Nguling (SPNU) : Di balik senyum seorang anak, ada cinta dan kesehatan yang
dijaga dengan penuh kesadaran. Namun, edukasi kesehatan keluarga masih sering
dipahami sebatas angka timbangan dan jadwal imunisasi. Padahal, masa depan anak
dimulai dari pemahaman yang utuhâtentang tubuh, emosi, dan cinta yang
menyertainya. Inilah yang mendorong lima mahasiswi Fisioterapi Universitas
Muhammadiyah Malang (UMM) untuk hadir di tengah masyarakat Desa Wotgalih,
Kabupaten Pasuruan, dalam kegiatan Posyandu pada 11â14 Agustus 2025.
Tim Program Pengabdian Masyarakat Mahasiswa (PMM) yang
diketuai Ferry Auranisya Azzahra Putri bersama Ilma Shabhati Ibrahim, Arrumaisa
Zahra, Saila Irfaniah, dan Naziah Az Zahra, di bawah bimbingan Dosen Pembimbing
Lapangan Soni Zakaria, disambut hangat oleh kader posyandu setempat. Kegiatan
ini merupakan bentuk hilirisasi hasil penelitian Universitas
Muhammadiyah Malang (UMM) dalam bidang kesehatan keluarga, dengan fokus
pada kesehatan muskuloskeletal ibu hamil serta pencegahan masalah postur dan
tumbuh kembang anak.
Hari pertama, Selasa (12/8/2025), tim PMM UMM terlibat dalam
pemeriksaan kesehatan rutin untuk ibu hamil dan balita. Mereka membantu
mengukur lingkar lengan atas (LILA) serta tinggi dan berat badan anak sebagai
bagian dari pemantauan status gizi.
Tak hanya itu, mahasiswa juga memberikan edukasi personal
kepada ibu hamil mengenai cara mengatasi nyeri selama kehamilanâmulai dari
teknik relaksasi, posisi tidur yang nyaman, hingga tips sederhana untuk
mengurangi nyeri punggung.
Lebih dari sekadar memperhatikan kondisi janin, mahasiswa
juga menekankan pentingnya kesejahteraan sang ibu. âPada ibu hamil,
perhatian itu tidak melulu mengenai si kecil. Kami ingin memastikan bahwa
perjalanan sang ibu tetap nyaman dan bahagia dalam membawa si kecil. Karena
kesehatan dan kebahagiaan ibu adalah kebahagiaan si kecil,â terang salah
satu anggota tim.
Hari kedua, Rabu (13/8/2025), kegiatan berlanjut dengan
edukasi seputar pemberian MPASI dan pemantauan tumbuh kembang anak. Suasana
dibuat akrab melalui sesi berbagi pengalaman antar ibu peserta dan kader
posyandu.
Tim menjelaskan tahapan tumbuh kembang anak dari sudut
pandang fisioterapi, serta bagaimana gizi dan latihan sederhana dapat
memengaruhi perkembangan anak. Materi disampaikan melalui poster interaktif dan
contoh menu sehat berbasis bahan lokal yang mudah diolah di rumah.
Hari ketiga, Kamis (14/8/2025), kegiatan ditutup dengan
pemeriksaan DASS (Depression, Anxiety, and Stress Scale) bagi para ibu rumah
tangga.
Melalui pendampingan ini, para ibu memperoleh pengetahuan
dan keterampilan baru dalam mendampingi tumbuh kembang anak. Sementara bagi
mahasiswa, kegiatan ini menjadi pengalaman berharga untuk belajar lebih peduli
terhadap lingkungan sekitar.
Kegiatan ini bukan sekadar pengabdian, tapi pertemuan antara
ilmu dan cinta. Mahasiswa belajar bahwa menjadi bermanfaat bukan dimulai dari
gelar, tapi dari kepedulian. Dan para ibu belajar bahwa mereka tidak sendiri
dalam menjaga masa depan anak-anak mereka. (arm/rbt)