Admin 2025-05-19 21:44:34
Bank Indonesia Malang Gelar Edukasi Cinta Bangga Paham Rupiah Lewat Radio
Bangil (SPNU) : Dalam rangka meningkatkan kesadaran dan
apresiasi masyarakat terhadap Rupiah, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang
menggelar talkswow di studio Radio Suara Pasuruan, Kamis (08/05/2025) pagi.
Talkshow yang mengangkat tema "Cinta, Bangga dan Paham
Rupiah," ini dihadiri Kepala Unit Implementasi Pengelolaan Rupiah BI Malang,
Topik Hidayat dan dipandu Host Radio Suara Pasuruan, Wildan Atria.
Dalam dialognya Topik mengatakan bahwa bukan hanya sekedar memahami
3D (Dilihat, Diraba, Diterawang). Masyarakat juga harus bisa merawat, menjaga serta
menggunakan uang rupiah dengan baik.
"kita juga harus bangga pada rupiah karena bukan sekedar
sebagai alat pembayaran yang sah, tetapi juga sebagai simbol kedaulatan negara.
Dan kita jangan hanya sekedar cinta dan bangga tetapi juga harus memahami
tentang rupiah."Â ujar Topik.
Lebih lanjut Topik menjelaskan maksud dari memahami adalah Masyarakat
harus paham membelanjakan uang untuk hal yang bermanfaat, paham untuk
bernvestasi dan paham bagaimana penyimpanan uang dengan baik. Sehingga jika
dulu sekedar 3D, maka sekarang untuk menjaga dan merawat rupiah ada 5 J (Jangan
di basahi, Jangan di coret, Jangan di lipat, Jangan di staples, dan Jangan di rusak).
Acara talkshow semakin menarik saat ada pendengar yang
bertanya lewat whatsapp Radio Suara Pasuruan. Pendengar Bernama Ilmi yang
berlamatkan di Krajan, Purwodadi bertanya tentang bagaimana cara membedakan
uang asli atau palsu bagi tunanetra. Serta cara membedakan nominal uang rupiah
dari yang nominalnya paling besar sampai terkecil.
Menanggapi pertanyaan pendengar, Topik memaparkan bahwa sebelum
mengedarkan uang rupiah pihak Bank Indonesia sudah mendesain sedemikian rupa
agar uang rupiah bisa mudah dibedakan yang asli dengan palsu. Termasuk bagi
tunanetra.
Kata Topik, teman tunanetra bisa membedakan nominal Uang
kertas pecahan Rp 100 ribu memiliki satu garis timbul, pecahan Rp 50 ribu
memiliki dua garis timbul, Rp 20 ribu terdapat tiga garis timbul. Adapun uang
kertas pecahan Rp 10 ribu memiliki empat garis timbul, Rp 5.000 dengan lima
garis timbul, pecahan Rp 2.000 ada enam garis timbul, dan Rp 1.000 terdapat
tujuh garis timbul.
"Jadi Bank Indonesia sudah memikirkan dan menganalisa
sebelum mencetak maupun mengedarkan uang rupiah biar bisa dikenali berbagai
elemen Masyarakat, termasuk teman-teman tunanetra. Kita juga sering menggandeng
Pertuni (Persatuan Tunanetra Indonesia) untuk mensosialisasikan hal itu,"Â papar
Topik.
Bukan hanya itu saja, Topik juga menambahkan rupiah sangat
penting karena apabila nilai tukar rupiah menurun maka mempengaruhi stabilitas perekonomian
negara juga terpengaruh. Rupiah juga mencerminkan identitas nasional serta
kedaulatan bangsa.
"Kalau nilai tukar rupiah melemah, ya otomatis berpengaruh
terhadap perekonomian kita. Bukan cukup itu saja kita juga harus benar-benar
mengerti dan memahami perbedaan dan ciri-ciri uang palsu sehinga kita juga
terhindar dari peredaran uang palsu," tutup Topik. (rbt/alfi)